top of page
Search

Ilusi Indonesia Maju dalam Bayang-bayang Kebodohan

Oleh: Galura Philia

Negara dengan ribuan kepulauan, ratusan etnis, suku bangsa, dan juga budaya serta adat yang beragam. Selain itu, negara ini menyimpan yang namanya sumber daya, yakni alam dan manusia.

Hembusan angin ditemani dengan kicau burung yang nyaring cukup untuk menjadi teman bagi para tumbuhan yang berfotosintesis. Banyaknya pohon yang rimbun memungkinkan negeri ini untuk mendapat julukan sebagai paru-paru dunia.

Kala nelayan menjelajahi luasnya laut negeri ini di sanalah ikan-ikan berkeliaran. Mereka berkeliaran sembari mengelilingi kota kecil bawah air mereka. Terumbu karang yang indah dan juga rupawan begitu berwarna menghiasi lautan biru.

Namun sayangnya, di sisi lain ada sekelompok entitas besar yang katanya melestarikan alam namun kenyataannya tidak. Manusia. Entitas yang diberikan segala fasilitas dan karunia yang tak terhingga.

Sayangnya, mereka hanya mau berbuat semaunya tanpa ada alasan jelas atas tindakan mereka. Entitas yang katanya selalu membantu sesama mereka, namun nyatanya tidak.

Organisasi Papua Merdeka sebagai bentuk perlawanan mereka kepada pemerintah negeri kita atas ketidakadilan mereka dalam mengelola sumber daya tambang. Hal ini mengakibatkan terjadinya banyak kesenjangan sosial sehingga menimbulkan peperangan yang berujung pada ketidaknyamanan pulau itu.

Lapindo yang katanya digagas karena tanahnya yang strategis untuk pertambangan namun sayangnya itu hanyalah ilusi rasional yang cukup mengantarkan mereka untuk menenggelamkan tujuh desa.

Ataukah Ibukota yang saat ini ramai dibicarakan. Apakah mereka akan pindah ke tanah yang katanya jantung bumi, lalu mereka ubah menjadi hutan beton? Atau menetap di Jakarta yang katanya akan tenggelam dalam beberapa tahun mendatang?

Ataukah pendidikan dengan sejuta impian untuk memerdekakan negeri ini dari kebodohan yang merajalela? Namun apakah kebodohan tidak hanya datang dari pelajar melainkan dari mereka yang menuntut pelajar untuk maju dan merdeka?

Atau mungkin para pejabat dan aparatur yang selalu saja mempertontonkan aksi mereka untuk merebut kekuasaan denga sejuta cara dan omong kosong. Sayangnya yang mereka lakukan tidak lebih dari sekadar pengantar bagi mereka menikmati wisata jeruji besi.

Bagiku musuh terbesar bagi kita semua bukanlah ekonomi atau pendidikan. Melainkan kebodohan itu sendiri. Mengapa? Karena kebodohan itulah yang membuat kita bertingkai. Tokoh agama dengan sejuta teorinya mengenai pembebasan di mata agama, akan hancur hanya karena perlawanan dari masyarakat itu sendiri.


Lalu bagaimana dengan visi Indonesia Maju 2045? Akankah hal itu tercapai? Bagi saya itu semua adalah hal yang mungkin apabila dari kita mau memberantas kebodohan itu sendiri. Apalagi kebodohan yang datang dari diri kita.



 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page