Sejarah Ki Hadjar Dewantara: Bapak Pendidikan Nasional Indonesia
- Samudra Official
- Jun 11
- 2 min read
Siapa Ki Hadjar Dewantara?
Ki Hadjar Dewantara, yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta, adalah pelopor pendidikan untuk rakyat Indonesia dan dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Ia berasal dari keluarga bangsawan Keraton Yogyakarta, tetapi melepaskan gelar kebangsawanannya demi mendekatkan diri dengan rakyat.
Latar Belakang dan Pendidikan
Ki Hadjar menempuh pendidikan di:
ELS (Europeesche Lagere School), sekolah dasar untuk anak-anak Eropa dan bangsawan.
STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputra) di Batavia, meskipun tidak selesai karena alasan kesehatan dan ekonomi.
Pengalaman pendidikan ini membentuk pandangannya tentang ketidakadilan sistem kolonial yang hanya memberi hak belajar kepada kaum elit.
Perjuangan Melawan Penjajahan Lewat Pendidikan
Tahun 1913, Soewardi menulis artikel berjudul “Als ik eens Nederlander was” (Seandainya Saya Seorang Belanda), yang mengkritik keras penjajah Belanda karena merayakan kemerdekaannya dengan meminta dana dari rakyat jajahannya.
Tulisan ini membuatnya diasingkan ke Belanda bersama dua rekannya, Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo, sebagai Tiga Serangkai.
Selama di Belanda, ia belajar lebih dalam tentang pendidikan dan pemikiran Barat, yang kelak menjadi dasar sistem pendidikannya.
Lahirnya Taman Siswa (1922)
Sepulang dari pengasingan, pada 3 Juli 1922, Ki Hadjar mendirikan Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta.
Prinsip dasar Taman Siswa:
"Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani" Di depan memberi teladan Di tengah memberi semangat Di belakang memberi dorongan
Taman Siswa menekankan:
Pendidikan karakter dan kebangsaan
Kebebasan berpikir dan bertanya
Hak belajar untuk semua, bukan hanya kaum bangsawan
🇮🇩 Setelah Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, Ki Hadjar menjadi Menteri Pengajaran pertama (sekarang disebut Menteri Pendidikan) dalam kabinet pertama Republik Indonesia.
Ia memperjuangkan pendidikan sebagai hak dasar seluruh rakyat dan menyusun dasar-dasar sistem pendidikan nasional.
Wafat dan Warisan
Ki Hadjar Dewantara wafat pada 26 April 1959 di Yogyakarta.
Untuk menghormati jasanya:
Tanggal lahirnya, 2 Mei, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)
Namanya diabadikan di berbagai sekolah, jalan, dan lembaga pendidikan
Penutup
Ki Hadjar Dewantara mengubah wajah pendidikan Indonesia dari sistem yang elitis dan diskriminatif menjadi pendidikan yang membebaskan dan memerdekakan rakyat.
Warisan pemikirannya tentang pendidikan masih relevan hingga hari ini, mengajarkan bahwa guru bukan sekadar pengajar, tapi teladan, motivator, dan pendukung bagi murid-muridnya.
“Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat menuntun tumbuhnya kodrat itu.”— Ki Hadjar Dewantara
Jangan tertipu link bonus slot palsu: https://kabar4d.blog/phising-alert